Welcome

***Selamat datang di blog resmi Sofian Siregar*** Semoga blog ini bermanfaat. Mohon maaf kalau ada kata yang salah. Terimakasih telah berkunjung!

Wednesday, June 30, 2010

Pemecahan Masalah ( Problem Solving)

A. Pendahuluan :
Dalam dunia yang berubah dengan sangat cepat ini, setiap individu dihadapkan kepada berbagai masalah, dimana ia harus belajar mengembangkan kemampuannya untuk menyesuaikan diri dengan segala macam situasi baru. Dia harus berpikir kritis dan kreatif, serta mengusahakan penyesuaian diri yang sehat dan serasi.
Masalah yang dihadapi itu kadang-kadang tidak begitu pelik dan masih terbatas dan berhubungan dengan kegiatan sehari-hari. Tetapi adakalanya problema-problema itu begitu pelik, menuntut pemecahan-pemecahan ilmiah, yang bersangkut paut dengan fenomena-fenomena alam semesta, hubungan-hubungan kemanusiaan dan hubungan sosial, keadaan ekonomi dan segi-segi kemanusiaan lainnya. Maka setiap hal belajar itu harus ditunjukkan kepada keterampilan memecahkan masalah (problem solving). Keterampilan ini bukanlah hal yang yang dapat dipelajari secara insidentil, melainkan secara berencana (planned learning) dimana ditempuh langkah -langkah tertentu.

B. Langkah-langkah dalam "Problem Solving"
Lepas dari jenis dan kompleksitasnya masalah, proses pemecahannya adalah melalui beberapa langkah-langkah tertentu, yakni :
1. Kesadaran akan masalah
2. Pemahaman atas masalah
3. Klasifikasi informasi dan Perumusan hipotesa
4. Evaluasi Hepotesa
5. Aplikasi Hepotesa yang dipilih

1. Kesadaran akan masalah :
Inilah merupakan langkah pertama. Tanpa menyadari adanya kesulitan maka orang tidak mengalami masalah. Orang yang berpikir berarti berada dalam kesangsian atau kesulitan dan memang ada alasan atau penyebab mengapa ia demikian. Tambahan lagi soal dan tantangan yang dihadapi itu masih berada dalam rangkaian pengalamannya.
2. Pemahaman atas Problem :
Langkah berikut (kedua) ialah menemukan (lokasi) dan pemahaman atas kesulitan. Pemahaman atas kesulitan inilah yang akan membangkitkan minat untuk memecahkan problem dan mengatasi kesulitan. Untuk dapat menemukan dan memahami kesulitan ini, individu yang bersangkutan harus menghubungkannya secara "sufficient" dengan pengalaman-pengalaman yang sudah lewat. Keserasian dan objektivitas_ pengertian yang diperoleh (setelah menampilkan pengalaman-pengalaman lampau) itulah yang akan menentukan arah kegiatan-kegiatannya didalam usaha mencari pemecahan problema yang dihadapi.
3. Klasifikasi Informasi Dan Perumusan Hipotesa :
Untuk dapat mencapai sesuatu kesimpulan yang saha (validjustment)
dibutuhkan informasi-informasi yang serasi (adequate) dan relevant (yang da hubungnannya dengan masalah yang dihadapi). Semua data-data yang diperoleh harus diklasifikasikan dan disusun sedemikian rupa, sehingga dapatdigunakan dalam membentuk pendapat, kesimpulan dan hipotesa. Dalam hal ini mungkin sebagian diantara data-data yang dikumpullkan itu disisihkan.
4. Evaluasi Hipotesa :
Hipotesa-hipotesa yang telah dirumuskan itu harus dinilai secara kritis, untuk memiliki dan menentukan yang mana diantaranya yang ;
a). paling cocok dengan prinsip-prinsip lainnya, yang telah ditentukan berdasrkan pertimbangan-pertimbangan rasionil.
b). memenuhi semua syarat-syarat dan tuntutan-tuntutan dari masalah.
c). paling sedikit memberi kemungkinan akan faktor-faktor negatif.

Yang mana diantara Hipotesa-Hipotesa itu yang akhirnya diterima sebagai yang terbaik untuk dipakai didalam pemecahan problema-problema adalah bergantung kepada individu (perumus) hipotesa itu sendiri antara lain ;
a). minat yang diputuskannya untuk menemukan kesimpulan yang syah.
b). kemampuan dan kemauannya untuk memilih dan menyusun data-data yang cukup dan seksama (accurate).
c).pemahaman (insigt)-nya akn hubungan (persangkut-pautan) di antara data-data dan aplikasinya pada situasi permasalahan.
d).objektivitasnya dalam mengambil kesimpulan (lepas dari pengaruh emosi dan sebagainya) didalam mimilih hipotesa yang paling tepat.
5. Aplikasi Hipotesa yang terpilih :
Inilah merupakan langkah terakhir. Sesuatu Hipotesa belum merupakan yang sah (yang dapat dipergunakan) sebelum ia dicoba didalam berbagai situasi: Bila ternyata hasil test-test ini tidak "consistent", maka hal ini ada kesalahan-kesalahan didalam langkah-langkah yang ditempuh tadi; mungkin problem itu belum dipahami benar, pergumula data belum cukup barangkali atau sebagainya. Bila hal ini terjadi, maka setiap langkah harus diteliti kembali (rechecked) sampai diperoleh suatu penyelesaian yang memuaskan.

... ... ...

Monday, June 14, 2010

DECREE OF THE PRESIDENT OF REPUBLIC OF INDONESIA/SUPREME COMMANDER OF THE ARMED FORCES ON THE RETURN TO THE CONSTITUTION OF 1945

"In the name of the one and only God, we President of the Republic of Indonesia/Supreme Commander of the Armed Forces, hereby solemnly declare:

That the recommendation of the President and the Government to return to the 1945 Constitution, which recommendation was conveyed to all people of Indonesia in the statement of the President on April 22, 1959, has not been decided upon by the Constituent Assembly as stipulated in the Provisional Constitution;

That because of the decision of the majority of members of the Constitution-making body to attend no more sessions, it is no longer possible for the Constituent Assembly to conclude the task entrusted to it by people;

That this creates a situation within the State order which endangers the unity and the safety of the State, the national and the people, and which constitutes an obstruction to overall progress and development in acheiving a just and prosperous society:

That with the support of the majority of the Indonesian People, and impelled by our own conviction, we are obliged to follow the only way possible to save our proclamation state;

That we have the conviction that the Jakarta Charter, dated June 22, 1945, gave an inspiration to the 1945 Constitution and is linked in unity with that Constitution;

Therefore, based on the above-mentioned considerations, we, the President of the Republic of Indonesia/Supreme Commander of the Armed Forces, declare the dissolution of the Constituent Assembly; declare the reapplication of the 1945 Constitution for the whole Indonesia people and the whole Indonesia fatherland as from the date of the decree, and the discontinuance of the provisional Contitution.

The formation of the Provisional People's Consultative Congress (Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara), consisting of members of the people's Representative council (Parliament)(Dewan Perwakilan Rakyat) plus representatives from the regions and from groupings, and the formation of the Provisional Supreme Advisory Council (Dewan Pertimbangan Agung Sementara) will be realised in the shortest possible time."

Issued at Jakarta, dated 5 July 1959, 17:00, in the name of the people of Indonesia:


President of the Republic of
Indonesia/Supreme Commander of
the Armed Forces, Sukarno.

Thursday, June 10, 2010

Buat Lingkungan Anda Membuat Anda Berhasil!

1. Sadarlah akan lingkungan Anda!

2. Buatlah lingkungan Anda bekerja untuk Anda, bukan melawan Anda!

3. Jangan biarkan orang yang berpikiran kecil melawan Anda!

4. Dapatkan nasihat dari orang berhasil!

5. Berkunjunglah ke kelompok-kelompok yang baru!

6. Singkirkan racun pikiran!

7. Gunakan segalanya yang satu kelas!


by; David J. Schwartz

Wednesday, June 9, 2010

Empat Prinsip Kepemimpinan

1. Bertukar pikiranlah dengan orang-orang yang Anda ingin pengaruhi. Adalah mudah untuk mengerjakan apa yang Anda ingin mereka kerjakan jika Anda mau melihat segala sesuatunya melalui kacamata mereka. Ajukanlah pertanyaan kepada diri sendiri sebelum Anda bertindak. "Apa yang akan saya pikirkan mengenai hal ini, jika saya bertukar tempat dengan orang lain?"

2. Terapkan kaidah "Manusiawi" dalam berurusan dengan orang lain. Tanyakan, "Apa cara yang manusiawi untuk menangani ini?" Dalam semua yang Anda kerjakan, perlihatkan bahwa Anda mengutamakan orang. Beri mereka jenis perlakuan yang Anda sendiri ingin terima. Anda akan memperoleh imbalan.

3. Berpikirlah maju, percayalah akan kemajuan, mendesaklah untuk maju. Pikirkan perbaikan dalam semua yang Anda kerjakan. Pikirkan standar yang tinggi dalam segala yang Anda kerjakan. Selama suatu periode waktu tertentu, bawahan cenderung menjadi tiruan dari pemimpin mereka. Pastikan yang asli layak ditiru. Jadikan ini keputusan pribadi: "Di rumah, di tempat kerja, di dalam kehidupan sosial, saya menyokong kemajuan".

4. Luangkan waktu untuk berunding dengan diri sendiri dan sadap kekuatan berpikir Anda yang tertinggi. Kesendirian yang diatur menguntungkan. Gunakan kesendirian ini untuk melepaskan kekuatan kreatif Anda. Gunakan kesendirian ini untuk menemukan pemecahan bagi masalah pribadi dan bisnis. Jadi, luangkan sejumlah waktu sendirian setiap hari hanya untuk berpikir. Gunakan teknik berpikir yang digunakan oleh semuan pemimpin besar. Berundinglah dengan diri Anda sendiri.

Hak Asasi Manusia (HAM)

Secara umum, HAM dimengerti sebagai hak-hak paling asasi yang melekat pada diri manusian, semata-mata oleh karena ia adalah manusia.
HAM bersifat mendasar atau fundamental dan universal.
Yang dimaksuda dengan Fundamental adalah bahwa HAM telah ada pada diri manusia sejak ia "berada" (sejak di dalam kandungan sampai ia mati). Hak itulah yang justru menunjukkan dia adalah manusia yang memiliki harkat dan martabat.
Universal mengandung maksud bahwa HAM berlaku bagi setiap manusia di seluruh dunia, tanpa membedakan usia, jenis kelamin, suku, bangsa, etnis, agama, warna kulit, dan perbedaan-perbedaan lainnya.

Hak-hak asasi mencakup:

1. Hak warga negara, yang mencakup ruang bebas yang harus dijamin setiap pemerintah bagi setiap warganya. Pemerintah tidak boleh melakukan campur tangan atas ruang pribadi warganya, yaitu hak untuk hidup dan merasa aman, untuk menyendiri, untuk berkeluarga, atas milik pribadi, menyatakan pendapat dengan bebas, memeluk dan melaksanakan agama/kepercayaan, dan berkumpul dengan damai.
2. Hak-hak politik, yakni hak untuk memberikan "saham", baik sendiri maupun bersama-sama, kepada pemerintah dalam menjalankan pemerintahannya. Di dalamnya tercakup hak untuk berserikat, membentuk partai politik, ikut serta memilih dan dipilih dalam pemilihan umum, menduduki jabatan pemerintahan, dan sebagainya.
3. Hak-hak ekonomi dan sosial, yakni hak yang dimiliki seseorang dalam berhadapan dengan negara, untuk tujuan menghilangkan kesenjangan sosial dan ketimpangan ekonomi dan membatasi kerugian-kerugian yang disebabkan oleh alam, umur, dan seterusnya.
4. Sehubungan dengan hak-hak ekonomi dan sosial, muncullah hak-hak golongan minoritas dan bangsa-bangsa. Mereka memiliki hak yang fundamental untuk menentukan nasib sendiri, yakni baik dalam hal untuk memilih status internasional mereka sendiri dengan bebas, maupun untuk jenis pemerintahan yang paling sesuai dengan aspirasi rakyatnya.

...

7 Kebiasaan (Seven Habits) yang Menjadi Kunci Sukses

1. Bertanggung jawab pada diri sendiri.

2. Tentukan sendiri mana yang penting bagimu.

3. Kerjakan apa yang telah diprioritaskan.

4. Anggap dirimu berada dalam situasi co-opetition dan lakukan yang terbaik.

5. Pahami orang lain, maka mereka akan memahamimu.

6. Cari solusi yang lebih baik.

7. Tantang dirimu sendiri secara berkesinambungan.


Dipopulerkan oleh STEVEN COVEY

3 Prinsip Kepemimpinan oleh Ki Hajar Dewantara

1. Ing Ngarsa Sung Tuladha: memberi suri tauladan yang baik dihadapan anak buahnya.

2. Ing Madya Mangun: ikut bergiat menggugah semangat ditegah-tengah anak buahnya.

3. Tut Wuri Handayani: memengaruhi dan memberi dorongan dari belakang kepada anak buahnya.

5 Hal yang sangat Penting Diperhatikan dalam Tata Berbicara

1. Bicarakanlah topik yang benar-benar Anda kuasai.

2. Sadarlah kepada siapa Anda berbicara -- anak-anak, orang dewasa, orangtua atau pejabat.

3. Pilihlah waktu yang tepat untuk membicarakan hal tersebut.

4. Pilih tempat yang paling tepat untuk membicarakan hal tersebut.

5. Pilih cara yang terbaik (Metode) untuk mengungkapkan pikiran Anda.

6 Cara untuk Mendapat Teman dengan Mengambil Inisiatif

1. Perkenalkan diri Anda kepada orang lain pada setiap kesempatan yang muncul -- di pesta, pertemuan, di pesawat terbang, di tempat kerja, di mana saja.

2. Pastikan orang yang Anda ajak berkenalan mendengar nama Anda dengan jelas.

3. Pastikan Anda dapat mengucapkan namanya sama seperti caranya mengucapkannya.

4. Tulis namanya, dan pastikan Anda mengejanya dengan benar; orang paling teliti mengenai ejaan tepat nama mereka sendiri! Jika mungkin, dapatkan alamatnya dan nomor teleponnya juga.

5. Kirim surat pribadi, atau telepon teman baru yang Anda rasa Anda ingin kenal lebih baik. Ini adalah pokok yang penting. Kebanyakan orang suka melanjutkan dengan mengirim surat atau menelepon teman baru.

6. Dan terakhir tetapi tidak kurang pentingnya adalah mengatakan hal-hal yang menyenangkan kepada orang asing. Ini menghangatkan diri Anda dan membuat Anda siap untuk tugas mendatang.


Pedoman Perencanaan 10 Tahun

A. Bidang Pekerjaan: 10 tahun dari sekarang:
1. Bagaimana tingkat pendapatan yang ingin saya capai?
2. Bagaimana tingkat tanggung jawab yang saya usahakan?
3. Berapa besar wewenang yang ingin saya kuasai?
4. Prestise apa yang saya harapkan untuk diperoleh dari pekerjaan saya?

B. Bidang Rumah: 10 Tahun dari sekarang:
1. Apa standar hidup yang saya ingin berikan untuk keluarga saya dan diri saya sendiri?
2. Apa jenis rumah yang ingin saya tinggali?
3. Apa jenis liburan yang ingin saya ambil?
4. Apa dukungan keuangan yang saya ingin berikan kepada anak-anak saya?

C. Bidang Sosial: 10 Tahun dari sekarang:
1. Apa jenis teman yang saya ingin miliki?
2. Apa kelompok sosial yang ingin saya masuki?
3. Posisi apa dalam kepemimpinan di masyarakat yang saya ingin pegang?
4. Apa alasan berharga yang saya ingin perjuangkan?


dirilis dari Buku "THE MAGIC OF THINKING BIG"