Presiden adalah suatu nama jabatan yang
digunakan untuk pimpinan suatu organisasi, perusahaan, perguruan tingi, atau
negara. Pada awalnya, istilah ini dipergunakan untuk seseorang yang memimpin
suatu acara rapat (ketua). Tetapi kemudian berkembang secara umum menjadi
istilah untuk seseorang yang memiliki kekuasaan eksekutif. Lebih spesifiknya,
istilah “Presiden” terutama dipergunakan untuk kepala negara suatu republik,
baik dipilih secara langsung, ataupun tidak langsung.*
Presiden
Indonesia adalah kepala negara sekaligus kepala pemerintahan. Sebagai kepala
negara, presiden adalah simbol resmi negara Indonesia di dunia. Sebagai kepala
pemerintahan, presiden dibantu oleh wakil presiden dan menteri-menteri dalam
kabinet, memegang kekuasaan eksekutif untuk melaksanakan tugas-tugas pemerintah
sehari-hari. Presiden dan wakil presiden menjabat selama 5 tahun, dan
sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama untuk satu kali masa
jabatan. Ia digaji sekitar 60 juta per bulan.**
Apakah
kita siap menjadi seorang pemimpin bangsa ini?
Tentu
sebagai warga negara yang baik dan cinta tanah air, kita harus mengatakan siap.
Karena kedaulatan negara kita dipertaruhkan oleh sosok pemimpin. Namun
mungkinkah semua orang sekaligus memimpin dalam waktu yang bersamaan. Tentu
jawabannya YA. Pemimpin untuk diri masing-masing. Tapi bukan untuk suatu bangsa
yang besar seperti Indonesia.
Apakah
kita mampu memimpin diri kita masing-masing?
Bagaimana
seharusnya sosok seorang pemimpin?
KOMUNIKASI. Seorang pemimpin harus dapat
mengirim atau menerima pesan. Ini merupakan syarat utama yang harus dimiliki
seorang pemimpin. Mendapat pujian, sapaan, senyum, teguran dan bentuk
komunikasi lainnya baik antar dua belah pihak atau lebih. Kemampuan komunikasi
yang handal sangat dibutuhkan.
Mampukah
kita berkomunikasi pada diri kita sendiri? Berkomunikasi untuk menahan diri
terhadap perbuatan tercela, menyinggung perasaan orang lain, mementingkan diri
sendiri, sok tahu, mudah terpengaruh pada orang yang memiliki uang atau
kekuasaan, dan lain sebagainya.
Banyaknya
godaan mungkin membuat hal tersebut tidak mudah untuk dilakukan. Terlebih lagi
pengetahuan yang minim yang akan berpengaruh pada komunikasi yang salah pada
diri kita.
Lalu
coba bayangkan seorang presiden. Selain harus mampu menaklukkan dirinya
sendiri. Presiden juga harus mampu menaklukkan jutaan orang yang ia pimpin.
Kemungkinan jutaan pola pikir juga. Belum lagi permasalahan internal maupun
eksternal bangsa yang ia pimpin. Apakah itu perkara yang mudah? Tentu
jawabannya tidak.
Coba
kita pelajari kembali bagaimana kepemimpinan Soekarno, Soeharto, Habibie,
Gusdur, Megawati, dan SBY. Mereka semua
telah mengetahui bagaimana rasanya memimpin suatu bangsa. Tentu mereka punya
kelebihan dan kekurangan. Persamaan mereka adalah mereka berhasil
mempertahankan kedaulatan negara sampai pada akhir masa jabatan mereka.
Lalu
bagaimana Jokowi? Masa pemerintahannya yang masih seperti mangga muda. Tentu
rasa asam. Bukan berarti mangga itu tidak untuk dimakan. Justru mangga muda
yang enak dijadikan rujak. Dan bukan berarti Jokowi dengan cepat kita katakan
tidak layak untuk memimpin. Semua butuh proses pembelajaran.
Kalau
ada diantara kita dengan cepat menghakiminya. Tanyakan kembali dirimu. Apa yang
telah kamu berikan pada negara? Apa kamu pernah memimpin jutaan atau katakan
saja ratusan pola pikir yang sangat beragam? Sepertinya kita harus kembali menenangkan
diri dan jalin komunikasi yang baik pada diri kita terlebih dahulu. Memahami tata berkomuniksi. Kalau
komunikasi benar-benar terjalin pada diri kita masing-masing. Pasti tidak ada
lagi orang yang mencari-cari kesalahan orang, menghakimi. Melainkan
memandangnya dari sudut kebenaran yaitu hukum. Dan menyampaikan kritik dengan baik. Bukankah negara ini negara
hukum? :D
PENGARUH. Seorang
pemimpin harus dapat mempengaruhi orang lain dengan petunjuk atau perintah.
Suatu cara untuk membuat orang lain mengerjakan sesuatu yang diinginkan.
Apakah kita disiplin diri dengan pekerjaan atau rencana yang
telah kita susun sebelumnya? Banyak sekali orang yang menunda-nunda pekerjaan
yang memungkinkan untuk dilakukan. Rasa malas memenangkan pertempuran dari
semangat diri.
Mampukah
kita mempengaruhi diri kita untuk mencapai suatu target yang optimal dalam
hidup ini? Mempersiapkan diri untuk meraih cita-cita ataupun mencapai suatu
kebahagiaan yang tak berbatas? Hal itu tentu membutuhkan perjuangan yang besar.
Itu masih diri kita sendiri.
Bagaimana
lagi posisi seorang presiden yang berusaha untuk membawa bangsa ini pada titik
tertinggi cita-cita bersama Bangsa Indonesia. Menghadapi jutaan pengaruh dari
rakyat dan pengaruh besar dari partai-partai politik di sekitarnya.
Mempersiapkan diri untuk mempengaruhi balik semuanya secara keseluruhan adalah
pekerjaan yang sangat sulit atau tidak mudah. Karena presiden juga seorang
manusia. Bukan Tuhan.
Bagaimana
dengan Jokowi? Banyak orang menyebutnya
boneka partai. Dibawah komando Megawati dan lain sebagainya.
Seorang
presiden menjalankan tugasnya atas dasar konstitusi atau Undang-Undang Dasar
1945 bukan atas anggaran dasar partai politik atau pihak-pihak tertentu.
Sehingga kita tidak perlu khawatir. Bukankah Undang-Undang Dasar perjanjian
masyarakat antara pemerintah dengan rakyat. Hukum Dasar dan tertinggi.
Tidak
satu partai yang menduduki kursi di DPR. Ada partai oposisi. Jadi presiden
tidak dapat melenceng dari perintah konstitusi. Kalau tidak seorang presiden
akan menghadapi pemakzulan. Jadi, dugaan yang mengatakan Jokowi mengikuti
kata-kata Megawati. Itu sah-sah saja. Apalagi bila Jokowi memandangnya baik.
Bahkan saran dari masyarakat biasa apabila dipandang baik dan dituruti oleh
Jokowi adalah sah-sah saja. Selama tidak menyimpang dari Undang-Undang Dasar
1945 tentunya.
TINDAKAN.
Seorang pemimpin harus
mampu menggerakkan tim untuk mengubah
bentuk oraganisasi sosial menjadi organisasi bisnis. Tindakan yang
membuat orang lain bertindak dan merespon serta berdampak pada perubahan positif.
Banyak orang hanya mampu mempersalahkan
tindakan orang lain tanpa menyadari tindakan yang dilakukan. Jangankan untuk
melakukan suatu tindakan. Bahkan tidak sedikit orang yang bersikap acuh tak
acuh. Tidak melakukan apa-apa. Tetapi paling depan menghakimi orang atas
tindakannya.
Pernahkah kita melakukan suatu tindakan
yang akhirnya dapat menyenangkan hati banyak orang? Tentu perasaan kita sangat
senang. Mendapat banyak pujian. Tetapi pernahkah kita gagal dalam suatu
tindakan yang kita lakukan? Pasti kita sangat sedih. Mendengarkan banyak
kritikan dan hinaan yang jelek tidak sedikit menusuk telinga kita. Tentu sangat
mengesalkan. Terkadang perasaan benci menghampiri kita.
Bayangkan seorang presiden yang mau turun
ke lapangan. Tidak memerintah di balik meja untuk selamanya. Dan suatu saat
pencapaiannya tidak sesuai dengan harapan. Apakah kita yang pernah mengalami
betapa sedihnya menghadapi kegagalan akan memaki-maki atau sebaliknya memberika
masukan dan saran? Tentu kita masing-masing memiliki jawabannya.
INSPIRASI. Seorang pemimpin harus memiliki kekuatan
yang dinamis untuk memotivasi dan mengkoordinasikan tim atau kelompok mencapai
tujuan. Mempunyai inspirasi untuk membuat tim fokus pada tujuan yang
diinginkan.
Apakah kita memiliki tokoh yang menjadi
inspirasi dalam hidup kita? Tentu ada. Jadi mengapa itu tidak kita jadikan
sebagai pondasi untuk kita mengembangkan diri kita menjadi inspirasi bagi orang-orang
lain. Daripada seperti banyak kelompok/kumpulan, orang, atau apapun mereka
disebut. Pemikiran yang selalu ingin memecah-mecah, provokasi, atau
membeber-beberkan kesalahan orang lain walau itu kesalahan yang sangat kecil
agar dipandang hebat oleh orang yang membaca. Padahal orang-orang memandangnya sebaliknya.
Sangat disayangkan.
PERCAYA
DIRI. Seorang pemimpin
harus memiliki rasa percaya diri.
Sekarang kita tahu kalau kita semua
adalah seorang pemimpin atas diri kita sendiri. Oleh karena itu, mari kita
tumbuhkan rasa percaya diri dalam diri kita untuk dapat memimpin dengan baik.
Siapa tahu suatu saat nanti kita akan menjadi salah satu pemimpin bangsa ini. Mari
kita mulai dengan diri kita sendiri.
Bericaralah kalau kamu mengerti apa yang
kamu bicarakan. Pelajarilah jika hal itu masih kabur dalam pikiranmu. Tidak ada
yang mau dikejar. Hebat? Cerdas? Tentu tidak. Lakukan bagianmu selebihnya
biarkan hukum yang berbicara.
Mari dukung hukum dan keadilan!!!
No comments:
Post a Comment
Silahkan berikan komentar dengan baik!