Welcome

***Selamat datang di blog resmi Sofian Siregar*** Semoga blog ini bermanfaat. Mohon maaf kalau ada kata yang salah. Terimakasih telah berkunjung!

Thursday, March 12, 2015

Asas Perundang-Undangan

Sekilas tentang Asas Perundang-undangan . . .


Sesuai dengan Undang-Undang No. 12 Tahun 2012 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan, jenis dan hierarki peraturan perundang-undangan terdiri atas:
1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Ketetapan Majelis Permusyaratan Rakyat;
3. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang;
4. Peraturan Pemerintah;
5. Peraturan Presiden;
6. Peraturan Daerah Provinsi;
7. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota;

Sebagai negara hukum, Indonesia mengenal beberapa asas peraturan perundang-undangan, yaitu:

1. Asas Hierarki.
Isi peraturan perundang-undangan yang lebih rendah tidak boleh bertentangan dengan isi perundang-undangan yang lebih tinggi. Jadi, pada asas ini dapat ditarik beberapa hal, antara lain:
a. Peraturan perundang-undangan yang lebih rendah tidak dapat mengenyampingkan, mengubah peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.
b. Peraturan perundang-undangan hanya dapat dicabut, diubah, dikesampingkan oleh peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi atau sejajar.
c. Apabila sudah diatur dalam peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, maka ia tidak mempunyai kekuatan hukum.
d. Peraturan perundang-undangan yang lebih rendah dapat memuat materi yang seharusnya diatur oleh peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.

2. Undang-Undang tidak dapat diganggu gugat.
Asas ini berkaitan dengan hak uji (toetsingsrechts). Hak uji dapat dibagi atas hak uji materil dan formil. Asas undang-undang tidak dapat diganggu gugat tidaklah berlaku untuk semua negara. Amerika, undang-undangnya dapat diuji atau diganggu gugat. Sedangkan di Inggris, asas ini berlaku secara penuh. Di Indonesia, sebelum adanya Mahkamah Konstitusi, Undang-Undang tidak dapat diuji/diganggu gugat. Tetapi setelah adanya Mahkamah Konstitusi maka Undang-Undang dapat diuji kepada Undang-Undang Dasar 1945.

3. Peraturan yang bersifat khusus mengenyampingkan peraturan yang bersifat umum.
=Lex specialis derogat lex generalis=
Asas ini berkaitan dengan lingkungan, kuasa waktu, kuasa tempat, kuasa persoalan dan kuasa orang. Dan asas ini berlaku pada undang-undang yang kedudukannya sejajar. (Bukan dengan undang-undang yang kedudukannya lebih tinggi seperti uu terhadap undang-undang dasar. Tetap berlaku asas hierarki.)

4. Undang-Undang tidak berlaku surut.
Suatu peraturan diharapkan berlaku untuk masa sekarang maupun masa yang akan datang. Apabila peraturan yang diberlakukan surut maka dapat menimbulkan persoalan-persoalan yang menyangkut baik persoalan kepastian hukum maupun keadilan. Asas ini ada pengecualiannya, yaitu dalam hal masalah pidana. Sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (2) KUHP, yang menyatakan bahwa apabila dua peraturan mengatur hal yang sama, maka yang diberlakukan adalah yang menguntungkan si terdakwa.

5. Asas peraturan yang baru mengeyampingkan peraturan yang lama.
=Lex posteriori derogat lex apriori=
Apabila ada peraturan yang baru mengatur persoalan yang sama dengan peraturan yang lama, maka yang berlaku adalah peraturan yang baru. Tetapi ada pengecualian yang berlaku dengan masalah pidana yaitu diberlakukan peraturan yang lebih menguntungkan bagi terdakwa.

No comments:

Post a Comment

Silahkan berikan komentar dengan baik!