Masa
depan Bangsa Indonesia sangatlah ditentukan oleh para generasi muda Bangsa ini.
Kaum Muda Indonesia adalah masa depan Bangsa ini. Karena itu, setiap pemuda
Indonesia, baik yang masih berstatus pelajar, mahasiswa ataupun yang sudah
menyelesaikan pendidikannya merupakan faktor-faktor penting yang sangat
diandalkan oleh Bangsa Indonesia dalam mewujudkan cita-cita bangsa dan juga
mempertahankan kedaulatan Bangsa.
Dalam
upaya mewujudkan cita-cita dan mempertahankan kedaulatan bangsa ini tentu akan
menghadapi banyak permasalahan, hambatan, rintangan dan bahkan ancaman yang
harus dihadapi. Masalah-masalah yang harus dihadapi itu beraneka ragam. Banyak
masalah yang timbul sebagai warisan masa lalu, masalah yang timbul sekarang
maupun masalah yang timbul di masa depan negara kita.
Dengan
masalah-masalah yang sudah ada maupun yang akan datang, penting bagi rakyat
Indonesia, terutama kaum pemuda dan mahasiswa untuk membiasakan diri dalam meningkatkan
dan memperbaiki produktifitas kita sebagai Bangsa Indonesia.
Peranan pemuda dan mahasiswa
dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia memang bersifat dominan dan
monumental. Di era pra-kemerdekaan maupun di era kemerdekaan, pemuda selalu
tampil dengan jiwa dan semangat kepeloporan, perjuangan, dan patriotismenya
untuk mengusung perubahan dan pembaharuan.
Karya-karya monumental para pemuda
dan mahasiswa Indonesia itu dapat ditelusuri melalui peristiwa bersejarah
antara lain; Boedi Oetomo (20 Mei 1908) yang kemudian diperingati sebagai
Kebangkitan Nasional, Sumpah Pemuda (28 Oktober 1928), pemuda dan mahasiswa
mempelopori sebuah perubahan politik yang dramatis, mengantarkan munculnya era
Orde Baru yang tergabung dalam KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia), KAPPI
(Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia), KASI (Kesatuan Aksi Sarjana
Indonesia), dan sebagainya, serta Gerakan Reformasi 1998 yang lumrah kita sebut
Tragedi Semanggi (Berakhirnya rezim Soeharto).
Peranan Pemuda Pada Umumnya
Pemuda/pemudi merupakan suatu identitas dan penerus perjuangan generasi
terdahulu untuk mewujukan cita-cita bangsa. Pemuda menjadi harapan
dalam setiap kemajuan di dalam suatu bangsa, Pemuda lah yang dapat merubah
pandangan orang terhadap suatu bangsa dan menjadi tumpuan para generasi
terdahulu untuk mengembangkan suatu bangsa dengan ide-ide
ataupun gagasan yang berilmu, wawasan yang luas, serta berdasarkan
kepada nilai-nilai dan norma yang berlaku di dalam masyarakat.
Kondisi Pemuda generasi sekarang sangat berbeda dengan
generasi terdahulu dari segi pergaulan atau sosialisasi, cara berpikir, dan
cara menyelesaikan masalah. Pemuda-pemuda zaman dahulu lebih berpikir secara
rasional dan jauh ke depan. Dalam arti, mereka tidak asal dalam berpikir maupun
bertindak, tetapi mereka merumuskannya secara matang dan mengkajinya kembali
dengan melihat dampak-dampak yang akan muncul dari berbagai aspek. Pemuda zaman
dahulu juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial. Contohnya saja, sejarah telah
mencatat kiprah-kiprah pemuda Indonesia dalam memerdekakan Negara ini. Bung
Tomo, Bung Hatta, Ir. Soekarno, Sutan Syahrir, dan lain-lain rela mengorbankan
harta, bahkan mempertaruhkan nyawa mereka untuk kepentingan bersama, yaitu
kemerdekaan Indonesia.
Sedangkan
pemuda zaman sekarang, masih terkesan acuh terhadap masalah-masalah sosial di
lingkungannya. Pemuda-pemuda saat ini telah terpengaruh dalam hal pergaulan
bebas, penyalahgunaan narkotika, kenakalan remaja, bahkan kemajuan teknologi
pun yang seharusnya membuat mereka lebih terfasilitasi untuk menambah wawasan
ataupun bertukar informasi justru malah disalahgunakan. Tidak jarang kaum-kaum
muda saat ini yang menggunakan internet untuk hal-hal yang tidak sepatutnya
dilakukan seorang pemuda, seperti membuka situs-situs porno dan sebagainya.
Peranan pemuda saat ini dalam
sosialisasi bermasyarakat menurun drastis. Mereka lebih mengutamakan kesenangan
untuk dirinya sendiri dan lebih sering bermain-main dengan kelompoknya.
Padahal, dulu biasanya pemuda lah yang berperan aktif dalam menyukseskan
kegiatan-kegiatan di masyarakat seperti acara keagamaan, peringatan Hari
Kemerdekaan, kerja bakti dan lain-lain. Seandainya saja pemuda-pemuda zaman
dahulu seperti Ir. Soekarno, Bung Hatta, Bung Tomo dan lain-lain masih hidup
pasti mereka sedih melihat pemuda-pemuda sekarang ini yang lebih mementingkan
kesenangan pribadi. Generasi yang menjadi harapan mereka melanjutkan perjuangan
mereka, tidak punya lagi semangat nasionalisme.
Sebagai
pemuda kita harus sadar diri Negara ini membutuhkan pendekar sakti untuk mewujudkan
kesejahteraan di lingkungan masyarakat. Mungkin di mata kita pemerintah sendiri
tidak cukup baik mengusahakan kesejahteraan bangsa ini, tetapi kita tinggal di
negeri ini. Dampak dari baik atau buruknya negeri ini, secara langsung maupun tidak
langsung pasti akan berhubungan dengan kehidupan kita di negeri ini. Jadi
jangan hanya bisa mengkritik, menyanggah, atau mencela saja, itu semua tidak
dapat membangun Negara kita. Tetapi terjunlah langsung seperti bergabung dalam
kegiatan politik, organisasi masyarakat, dan sebagainya. Belajarlah untuk
peduli terhadap bangsa dan lingkungan sekitar.
Masyarakat masih membutuhkan
pemuda-pemudi
yang memiliki kematangan intelektual, kreatif, percaya diri, inovatif, memiliki
kesetiakawanan sosial dan semangat nasionalisme yang tinggi dalam pembangunan
nasional. Pemuda diharapkan mampu bertanggung jawab dalam membina kesatuan dan
persatuan NKRI, serta mengamalkan nilai-nilai yang ada di dalam pancasila agar
terciptanya kedamaian, kesejahteraan umum, serta kerukunan antar bangsa. Bangun
pemuda-pemudi Indonesia. Tanamkan semangat yang berkobar di dadamu. Bersatulah
membangun Negara tercinta. Seperti isi sumpah pemuda yang di ikrarkan pada
tanggal 28 Oktober 1928 “satu tumpah darah, satu bangsa dan satu bahasa”. Semoga
Negara kita ini tetap bersatu seperti slogan budaya bangsa yang tercermin dalam
Bhineka Tunggal Ika. Berkarya lah pemuda-pemudi Indonesia, Majukan Negara Kita,
Jadilah Soekarno dan Moh Hatta berikutnya yang memiliki semangat juang tinggi
dalam membangun bangsa.
Peranan Mahasiswa
Mahasiswa merupakan sebuah ungkapan yang secara
terminologi melekat erat pada diri muda anak bangsa yang memiliki semangat
membara jika dipercikkan api motivasi dan masa dimana seorang pemuda berada
dalam tahap persiapan menuju kehidupan yang lebih jauh lagi. Mahasiswa sebuah
estetika gairah muda yang bergelora dan tidak semua pemuda dapat
meraihnya. Sebuah sebutan yang tentunya harus ditebus dengan perjuangan, baik
itu dengan pengorbanan materi dan nonmateri. Kita mengetahui bagaimana susahnya
untuk melanjutkan pendidikan, ada mereka yang beruntung dan ada pula yang harus
angkat kaki dari karpet perguruan tinggi. Beruntunglah untuk mereka yang terus
memacu semangatnya untuk berjuang hingga akhir nafasnya, demi selembar kertas
yang sangat dibanggakannya. Begitulah kira – kira akhir dari perjalanan panjang
seorang pemuda yang kita sebut mahasiswa.
Lingkungan mahasiswa dapat kita identifikas sebagai dua
tempat yang khas. Utamanya kepribadian dan personalitasnya dapat dirilis dalam
rancangan personal kampus dan selanjutnya kehidupan alamiah yang berkembang di
sekitar tempat tinggalnya. Kedua lingkungan ini merupakan suatu platform media yang dapat menentukan
peran mahasiswa. Lingkungan kampus contohnya dapat memberikan pendidikan emosional
dan spiritual bagi diri mahasiswa. Lingkungan masyarakat sekitar tempat tinggal
dapat membantu mahasiswa membentuk kesadaran bermasyarakat dengan
merekonstruksi kondisi – kondisi dimana peran sosial potensial dalam diri
individu mahasiswa dapat tersalurkan.
Entitas unik mahasiswa terbentuk via
kehidupan kampus. Semua pengalaman yang dilalui oleh mahasiswa menentukan level kualitas tingkah laku dan
pola pikirnya. Dan tentu saja tidak semua mahasiswa akan memiliki kualitas yang
sama, kualitas yang dimiliki oleh mahasiswa dapat dirujuk dari peran aktif
mereka di dalam kegiatan kemahasiswaan, bagaimana rekam jejak akademik dan
seberapa besar kontribusi mereka pada dinamika kampus. Kebanyakan dari
mahasiswa merupakan mahasiswa abal-abal yaitu
mahasiswa yang semakin lama semakin berkurang rasa optimisnya dan membludaknya
apatisme terhadap hakikat mereka sebagai pewaris perjuangan rakyat. Sikap
apatis tersebut merupakan virus yang sangat mematikan dalam diri mahasiswa.
Hampir 80% mahasiswa sekarang telah terjangkit oleh virus apatis ini. Membunuh
secara perlahan dan mengancam sustainabilitas perjuangan kampus. Sikap acuh tak
acuh, mulai timbul terhadap dosen, rekan sejawat, bahkan respon politik yang
semakin buram. Terpampang jelas di depan mata kita, dan dapat disaksikan
bagaimana tingkah laku mahasiswa saat ini, lebih senang hura-hura, huru-hara,
nge-gap di kantin, rutin pacaran dan
sebagainya. Semua seakan lumrah di zaman saat ini, semua boleh dan tiada yang
melarang.
Peran kampus
dalam membentuk manusia yang berkualitas tidaklah lebih baik dari kesadaran
mahasiswa itu sendiri akan peran penting mereka untuk longterm. Mahasiswa yang sadar dan paham terhadap diri mereka akan
bersiap untuk berperang terhadap realita yang ada dalam masyarakat. Selama di
perguruan tinggi mereka akan menyiapkan bekal untuk terjun dan berkompetisi.
Mahasiswa yang paham benar peranan mereka akan selalu memanfaatkan waktunya
untuk terus mengasah kepiawaiannya dalam hal akademik maupun nonakademik.
Peran mahasiswa
sebenarnya dapat kita kelompokkan menjadi berbagai macam. Dalam
perkembangannya, peran tersebut dapat kita hubungkan dengan tanggung jawab
sosial mereka sebagai agent of social
change. Peran mahasiswa yaitu peran
moral, peran sosial , peran akademik dan peran politik. Peran-peran inilah
yang harus mereka lakoni untuk keseimbangan dalam diri mereka. tidak semua
orang dapat melakukan semua peran ini dengan maksimal, namun bukan berarti
tidak dapat dilakukan. Keempat peran tersebut hanya dapat dilakukan untuk
mereka yang memiliki niatan yang ikhlas untuk membawa bangsa ini ke jalur yang
semestinya. Jalur bagi negara-negara maju yang terus bersaing. Mahasiswa dapat
memainkan peran-peran dan tanggung jawab tersebut untuk membenahi tekstur
kehidupan bangsa mulai dari level bawah. Hal yang sangat krusial dalam
kehidupan bangsa adalah bagaimana masyarakat bawah dapat dikomandoi untuk
melakukan dan membiasakan diri dengan sistem yang benar. Sehingga dengan peran
mahasiswa ini, dapat menjalar ke tingkat yang lebih tinggi dan masa waktu yang
selanjutnya.
Peran
mahasiswa, peran sosial dan politik tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya.
Sebab berbagai peran sosial yang dilakukan mahasiswa tidak luput sebagai bentuk
peran politik aktif mereka terhadap keadaan bangsa. Hal ini dapat dilihat
bagaimana peran aktif mahasiswa mulai dari era sebelum kemerdekaan hingga saat
ini. Idealisme dan totalitas selalu dimunculkan dalam setiap aksinya. Sehingga
Ir. Soekarno pernah berkata “Berikan aku
sepuluh pemuda maka akan ku guncang dunia”. begitu dahsyatnya semangat yang
ada dalam diri mahasiswa sehingga mereka dapat membuat perubahan hebat dalam
sejarah manusia. Seperti yang kita ketahui dalam sejarah bangsa ini, mahasiswa
dan pelajar telah mengukir perjuangan emas dalam mewujudkan kemerdekaan dan mempertahankan
kemerdekaan tersebut.
Apapun yang terjadi selanjutnya, mahasiswa tetaplah
dengan idealismenya. Masalah terbesar dalam diri mahasiswa adalah apatisme yang
dapat melunturkan peran mahasiswa dalam membela panji keadilan dan
pemberantasan korupsi. Harapan bangsa ini tidak lain hanyalah terwujudnya
pemerintah yang bersih dari Korupsi,Kolusi dan Nepotisme. Masyarakatpun
menggantungkan harapannya kepada seluruh mahasiswa untuk dapat menganyam
kembali tali moral bangsa ini yang telah rusak. Peran sosial dan politik
mahasiswa diharapkan selalu muncul di saat yang tepat untuk membela kepentingan
rakyat dan melengserkan gugusan aparat keji berdasi.
Sesungguhnya mahasiswa diciptakan untuk membangun kembali
bangsa ini yang telah jauh terjatuh, perlahan namun pasti jelas akan tiba masa
mahasiswa membawa keadilan yang merata untuk segenap rakyat Indonesia. Peran
dijalankan dengan penuh tanggung jawab untuk mewujudkan Indonesia yang
dicita-citakan oleh kita semua. Indonesia dan Rakyat Sejahtera.
Penutup
Dengan
kesiapan para pemuda dan mahasiswa, akselerasi pembangunan dapat dimaksimalkan.
Harapan ini tentulah bukan sebuah khayalan. Sejarah Indonesia sendiri telah
menghasilkan individu-individu yang membanggakan, contohnya, M. Natsir.
Percepatan pembangunan harus dimulai dengan perubahan mental dan cara berfikir.
Walaupun pemerintahan saat ini sudah on the track, tapi jalannya masih lambat.
Dengan kematangan mental dan perbedaan cara berfikir yang segar, siap membantu
dan mengakselerasi pembangunan negeri
Konteks
Peran Pemuda dan mahasiswa dalam Memanifestasikan Perubahan Bangsa, pemuda
hendaknya tidak lagi hanya terpaku pada persoalan-persoalan lokal dan nasional,
tetapi tanpa menyadari konteks internasional. Ajakan John Nesbit perlu
dilakukan: yaitu “Think Globally, Act Locally” bahwa walaupun kita bertindak
lokal (nasioanal), tetapi cara berpikirnya adalah global. Bahwa pemuda hidup di
dalam komunitas internasional, yang sedkit banyak akan membawa pengaruh bagi
dinamika aneka kehidupan lokal dan nasional.
No comments:
Post a Comment
Silahkan berikan komentar dengan baik!